Takut Melahirkan Anak Haram

Humor. Funny Story.


Pak Li segera menghampiri istrinya yang baru saja keluar dari Ruang Psikolog paling kondang di kotanya. Pasalnya istrinya bukannya nampak lebih riang, tetapi justru kelihatan makin sedih. Padahal psikolog itu adalah teman dekat Pak Li yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi dalam menyembuhkan pasien yang stress berat sekalipun.


Selain tampangnya yg ganteng, psikolog itu terkenal ramah dan tidak terlalu mahal biaya konsultasinya. Maka Pak Li berpikir bahwa keputusannya membawa istrinya yang akhir-akhir ini selalu murung, padahal sebentar lagi melahirkan itu sudah tepat.


“Ada apa, sich, Mah? Kenapa nampaknya makin tertekan pikiranmu. Sebentar lagi kamu harus melahirkan, lho. Jangan sampai anak kita nanti lahir cacat atau kamu sendiri nanti malah bisa-bisa melahirkan dengan susah payah,” kata Pak Li menghibur dan sedikit khawatir. Maklum sudah puluhan tahun sejak menikah mereka belum dikaruniai anak. Jadi Pak Li tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak dan istri yg dicintainya nanti.


”Ayo katakan. Ada apa. Jangan sedih terus, ya?” pinta Pak Li lagi.


”Aku takut, pa!” kata Bu Li buka suara.


”Takut apa? Tidak usah takut! Wanita melahirkan itu memang sudah lazimnya. Justru sebaliknya, kamu harus tegar agar proses kelahirannya nanti sempurna. Ya, Ma?” Pak Li menasihati dengan penuh kesabaran.


Bu Li masih terdiam. Stress berat.


”Ini anak pertama kita yg sudah lama kita tunggu-tunggu, Ma. Usaha kita selama puluhan tahun untuk bisa punya anak sebentar lagi terwujud. Mari kita sambut dengan suka cita, ya? Jangan takut. Kita berdoa semoga kamu dan anak kita nanti lahir sempurna. Kalau anak kita laki-laki, nanti ganteng seperti saya. Kalau perempuan, ia cantik seperti kamu. Ya, Mah!” imbuhnya.


”Bukan itu yg membuat aku takut, Pa” kata Bu Li.


”Ya... ya..! Aku tahu. Kita memang sedang tidak punya uang, karena seluruh uang dan tabungan kita kamu habiskan untuk bisnis investasi gelap yang akhirnya ditutup polisi karena investornya kabur itu, kan? Sudahlah. Jangan dipikirkan lagi. Uang bisa dicari,” hibur Pak Li lagi.


”Ya. Psikolog teman papa tadi juga menasihati aku seperti itu.” Sahut Bu Li.


”Ya, memang harus begitu. Kalau gitu, aku juga bisa jadi psikolog, dong...!” kata Pak Li bercanda. Tapi Bu Li tetap saja nampak sedih dan stress. Bahkan beberapa saat membisu seribu basa.

Setelah cukup lama berdiam diri dalam kesedihan dan ketakutan, Bu Li pun akhirnya berterus terang tentang ketakutannya:


”Ya, Pa. Tentang uang itu aku sudah tidak takut lagi. Masalahnya, tadi Pak Psikolog juga menasihati aku untuk tidak takut mengatakan yang sejujurnya kepada Papa, kalau anak yang aku kandung ini adalah anak hasil perselingkuhanku dengan dia..!?”


Pak Li: ”Ha...!!#**?? Jad.... di....!!#**@????” Kali ini Pak Li yg stress berat.

No comments:

Post a Comment

More funny stories?

Web Search