Dasar Pikun dan Sok Jagoan

Lucu tapi nyata. Ini adalah kisah nyata tentang tetangga saya. Seorang kakek yg sudah tua tapi masih gagah dan sangat pikun.

Tetapi meskipun sudah sangat tua dan pikun, Si Kakek yg sudah menjadi buyut dan suka mandi di tempat pemandian umum ini tidak memiliki kecerdasan emosional.

Maka, yg terjadi adalah Lucu Tapi Nyata. He he...

Sepulang dari mandi di tempat pemandian umum di kampungnya, Kakek Tua -sebut saja Mbah Piku- bergegas pergi menuju rumah temannya yg tadi mandi bersamanya. Sesampai di rumah temannya itu, Mbah Piku tanpa ba-bi-bu langsung saja menghajar temannya yg sama-sama sudah tua juga. Maka terjadilah keributan di kampung itu. Beruntung tidak ada korban, mungkin karena tinju Mbah Piku sudah tidak terlalu super lagi. Setelah puas menghajar "lawannya" tanpa perlawanan, dengan dingin tanpa ba-bi-bu juga Mbah Piku langsung pulang.

Setiba di rumah, ternyata Sang Istri -sebut saja nenek Supe- sudah mendapat kabar tentang suaminya yg masih "Sok Jagoan" itu. Tak mau kalah dengan suaminya yg biasa mengenakan jam tangannya di tangan kiri itu, Nenek Piku pun segera "menyerbu" suaminya dengan kata-kata bernada tinggi:

"Mbah Buyut ini gimana, sih, sudah tua bangka begini juga masih suka kekerasan. Apa tidak malu dilihat tetangga dan buyut-buyut kita..!!!

"Lha, gimana... wong jam tanganku dia curi tadi sewaktu mandi di sungai." Sahut mBah Supe dingin sambil menunjukkan tangan kirinya yg tidak lagi berhiaskan jam tangan kesayangannya.

Mendengar jawaban itu Sang Istri pun nadanya tambah tinggi:

"Oalah, Yut, Yut... dasar buyut super pikun... lha, yg kamu pakai di tangan kanan kamu itu apa... apa itu bukan jam tangan, hei....!!!

Mbah Piku pun melihat tangan kanannya. Benar, di sana ada jam tangan yg "dicuri" teman-mandinya. Ternyata, karena sudah pikun dia salah memakai jam tangannya. Dia pakai di tangan kanan, bukan di tangan kiri seperti biasanya.

"Sana, minta maaf. Malu-maluin...!!" Sang Istri marah-marah.

Tapi dasar sudah pikun, dan juga pelupa, mBah Piku pun bilang:

"Koq disuruh minta maaf. Lha, memangnya saya ngapain... dan suruh minta maaf sama siapa..?!!"

Nah, saran saya, hati-hati kalau berteman atau bermain dengan orang pikun begini. Bisa-bisa kita kena tonjok tanpa alasan.

Lucu tapi nyata, kan...???!!! He he...

Takut Melahirkan Anak Haram

Humor. Funny Story.


Pak Li segera menghampiri istrinya yang baru saja keluar dari Ruang Psikolog paling kondang di kotanya. Pasalnya istrinya bukannya nampak lebih riang, tetapi justru kelihatan makin sedih. Padahal psikolog itu adalah teman dekat Pak Li yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi dalam menyembuhkan pasien yang stress berat sekalipun.


Selain tampangnya yg ganteng, psikolog itu terkenal ramah dan tidak terlalu mahal biaya konsultasinya. Maka Pak Li berpikir bahwa keputusannya membawa istrinya yang akhir-akhir ini selalu murung, padahal sebentar lagi melahirkan itu sudah tepat.


“Ada apa, sich, Mah? Kenapa nampaknya makin tertekan pikiranmu. Sebentar lagi kamu harus melahirkan, lho. Jangan sampai anak kita nanti lahir cacat atau kamu sendiri nanti malah bisa-bisa melahirkan dengan susah payah,” kata Pak Li menghibur dan sedikit khawatir. Maklum sudah puluhan tahun sejak menikah mereka belum dikaruniai anak. Jadi Pak Li tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak dan istri yg dicintainya nanti.


”Ayo katakan. Ada apa. Jangan sedih terus, ya?” pinta Pak Li lagi.


”Aku takut, pa!” kata Bu Li buka suara.


”Takut apa? Tidak usah takut! Wanita melahirkan itu memang sudah lazimnya. Justru sebaliknya, kamu harus tegar agar proses kelahirannya nanti sempurna. Ya, Ma?” Pak Li menasihati dengan penuh kesabaran.


Bu Li masih terdiam. Stress berat.


”Ini anak pertama kita yg sudah lama kita tunggu-tunggu, Ma. Usaha kita selama puluhan tahun untuk bisa punya anak sebentar lagi terwujud. Mari kita sambut dengan suka cita, ya? Jangan takut. Kita berdoa semoga kamu dan anak kita nanti lahir sempurna. Kalau anak kita laki-laki, nanti ganteng seperti saya. Kalau perempuan, ia cantik seperti kamu. Ya, Mah!” imbuhnya.


”Bukan itu yg membuat aku takut, Pa” kata Bu Li.


”Ya... ya..! Aku tahu. Kita memang sedang tidak punya uang, karena seluruh uang dan tabungan kita kamu habiskan untuk bisnis investasi gelap yang akhirnya ditutup polisi karena investornya kabur itu, kan? Sudahlah. Jangan dipikirkan lagi. Uang bisa dicari,” hibur Pak Li lagi.


”Ya. Psikolog teman papa tadi juga menasihati aku seperti itu.” Sahut Bu Li.


”Ya, memang harus begitu. Kalau gitu, aku juga bisa jadi psikolog, dong...!” kata Pak Li bercanda. Tapi Bu Li tetap saja nampak sedih dan stress. Bahkan beberapa saat membisu seribu basa.

Setelah cukup lama berdiam diri dalam kesedihan dan ketakutan, Bu Li pun akhirnya berterus terang tentang ketakutannya:


”Ya, Pa. Tentang uang itu aku sudah tidak takut lagi. Masalahnya, tadi Pak Psikolog juga menasihati aku untuk tidak takut mengatakan yang sejujurnya kepada Papa, kalau anak yang aku kandung ini adalah anak hasil perselingkuhanku dengan dia..!?”


Pak Li: ”Ha...!!#**?? Jad.... di....!!#**@????” Kali ini Pak Li yg stress berat.

Pingsan di Malam Pertama

Saat menjelang tidur di malam pertama Si Pengantin Wanita ketakutan setengah mati kalo-kalo setelah berhubungan intim nanti suaminya tahu dirinya tidak suci lagi. Dia takut ditinggalkan suami yang sangat dicintainya itu, karena dia menilai selama pacaran suaminya ini sangat sabar, sayang dan setia.

Karena saking takutnya, daripada nanti suaminya kecewa di belakang, Si Wanita berpikir lebih baik dia berterus terang dan meminta maaf yg setulus-tulusnya. Dengan begitu diharapkan suaminya bisa menerima keadaannya apa adanya.

Maka Si Wanita pun berkata kepada suaminya:
“Mas. Sebelum berhubungan intim, bolehkah aku mengutarakan sesuatu?”

”Ya, sayang”, jawab Si Lelaki datar.

”Tapi, Mas, jangan marah, ya?” sambung Si Wanita. ”Saya janji. Saya rela Mas melakukan apapun pada saya, asalkan Mas tidak meninggalkan saya”, kata Si Wanita memelas sambil memohon-mohon.

”Memangnya ada apa, Dik”, tanya Si Lelaki mulai penasaran.

“Tapi, bener, ya, Mas. Mas, tidak marah, lho, ya”, kata Si Wanita belum yakin.

”Ya. Saya tidak akan marah. Janji..!”, Si Lelaki menegaskan.

Dengan gemetar Si Wanita berkata: ”Mas. Maafkan saya, ya. Karena sesungguhnya saya ini sudah tidak suci lagi”, ucapnya sambil menunduk, tidak berani menatap wajah suaminya.

Suaminya hanya terdiam.

Dan karena tidak ada reaksi apapun dari suaminya, maka Si Wanita pun mulai memberanikan diri menatap wajah suaminya. Dia lebih senang lagi karena tidak terlihat amarah di wajah suaminya. Maka segera dia peluk suaminya.
Sambil meneteskan air mata dia berkata. ”Terima kasih, ya, Mas. Aku bersyukur mendapat suami seperti Mas, karena penyabar, penyayang dan pemaaf. Dan selama kita pacaran Mas juga tidak pernah berbuat dan menuntut macam-macam dari saya”, kata Si Wanita gembira.

Sesaat kemudian Si Lelaki pun berkata: ”Saya menerima apapun keadaanmu, Dik. Tetapi dengan syarat.”

”Syaratnya apa, Mas”, kata Si Wanita tidak sabar.

”Syaratnya”, sambung Si Lelaki dengan agak tersendat, ”Jangan sekali-kali meninggalkan saya, ya. Karena sebenarnya saya ini impoten.”

”Ha....?#**??!!!” Si Wanita kaget langsung pingsan.

Kecil2 Kolusi

Pak Li senang bukan kepalang mendengar anaknya yang kelas enam SD kali ini akhirnya bisa meraih Bintang Kelas alias ranking satu. Hal ini bisa dimaklumi mengingat setelah enam tahun menunggu baru kali ini harapannya bisa terwujud. Padahal sejak Kelas Satu SD Pak Li selalu menjanjikan hadiah bila Li Junior bisa menjadi jawara kelas. Dari tahun ke tahun janji hadiahnya selalu dinaikkan. Mulai dari hadiah sepatu, sepeda, Video Games, komputer, sampai HP. Tetapi nyatanya rankingnya selalu jeblog. Tiga besar saja tidak pernah masuk.

Karena saking senangnya, maka Pak Li-pun berkata sama Si Li Jr.:

Pak Li: ”Anakku yang paling pintar, aku sangat bangga padamu, karena akhirnya kamu bisa menjadi anak paling pintar di sekolahmu. Tidak sia-sia aku memotivasimu agar rajin belajar dan berhasil dengan menjanjikan hadiah padamu. Sebagai rasa syukur atas keberhasilanmu meraih ranking satu, maka kali ini apapun permintaanmu akan aku kabulkan. Kamu mau minta apa, Nak?”

Li Jr. : ”Permintaanku Cuma satu, Pak”


Pak Li : ”Ya. Apa, Nak. Cepat katakan. Aku akan mengabulkannya?”


Li Jr. : ”Saya minta Bapak mengabulkan apapun permintaan Pak Guru Kelas saya, karena saya telah menjanjikan kepada beliau, apapun yang beliau minta akan saya kabulkan asalkan saya diberi ranking satu”.


Pak Li : ”Ha...?!! Jadi.....???!!!#@**”

More funny stories?

Web Search